Kamis, 11 Juni 2009

“Remaja Bagai kan Topan dan Badai ?”

Pelajar yang sedang menempuh pendidikan di SLTP maupun SLTA, bila ditinjau dari segi usianya, sedang mengalami periode yang sangat potensial bermasalah. Periode ini sering digambarkan sebagai storm and drang period (topan dan badai). Dalam kurun ini timbul gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Dari situasi konflik dan problem ini remaja tergolong dalam sosok pribadi yang tengah mencari identitas dan membutuhkan tempat penyaluran kreativitas. Jika tempat penyaluran tersebut tidak ada atau kurang memadai, mereka akan mencari berbagai cara sebagai penyaluran. Salah satu eksesnya, yaitu “tawuran”. .
.“Tawuran” mungkin kata tersebut sering kita dengar dan baca di media massa. Bagi warga Jakarta, aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudah merupakan berita harian. Saat ini beberapa televisi bahkan membuat program-program khusus yang menyiarkan berita-berita tentang aksi kekerasan. Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan-jalan, di sekolah, bahkan di kompleks-kompleks perumahan. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju, dll). Pada kalangan remaja aksi yang biasa dikenal sebagai tawuran pelajar/masal merupakan hal yang sudah terlalu sering kita saksikan, bahkan cenderung dianggap biasa. Pelaku-pelaku tindakan aksi ini bahkan sudah mulai dilakukan oleh siswa-siswa di tingkat SLTP/SMP. Hal ini sangatlah memprihatinkan bagi kita semua.
Hal yang terjadi pada saat tawuran sebenarnya adalah perilaku agresi dari seorang individu atau kelompok. Agresi itu sendiri menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, Psikologi kepribadian, 1993) didefinisikan sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh,atau menghukum orang lain. Atau secara singkatnya agresi adalah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain.
Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar di Indonesia merupakan fenomena menarik untuk dibahas. Di sini penulis akan memberi beberapa contoh dari berita-berita yang ada. Di Palembang pada tanggal 23 September 2006 terjadi tawuran antar pelajar yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2, SMK GAJAH MADA KERTAPATI dan SMKN 4 (harian pagi Sumatra ekspres Palembang). Di Subang pada tanggal 26 Januari 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMK YPK Purwakarta dan SMK Sukamandi (harian pikiran rakyat). Di Makasar pada tanggal 19 September 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMA 5 dan SMA 3 (karebosi.com). Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, di Makasar pada tanggal 12 Juli 2006 mahasiswa Universitas Negeri Makasar terlibat tawuran dengan sesama rekannya disebabkan pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah (tempointeraktif.com). Sedangkan di Semarang sendiri pada tanggal 27 November 2005 terjadi tawuran antara pelajar SMK 5, SMK 4 dan SMK Cinde (liputan6.com). Masih banyak kejadian tawuran antar pelajar yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu di sini.
Tawuran pelajar secara kuantitas sebenarnya boleh dikatakan kecil. Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta Raya mencatat, pelajar yang terlibat tawuran hanya sekitar 1.369 orang atau sekitar 0,08 persen dari keseluruhan siswa yang jumlahnya mencapai 1.685.084 orang. Namun dari segi isu, korban, dan dampaknya, tawuran tidak bisa dianggap enteng. Jumlah korban tewas akibat tawuran pelajar, sejak 1999 hingga kini yang tercatat mencapai 26 orang. Ini belum termasuk yang luka berat dan ringan. Secara sosial, tawuran juga telah meresahkan masyarakat dan secara material banyak fasilitas umum yang rusak, seperti dalam kasus pembakaran atau pelemparan bus umum.
Berkaitan dengan agresi Craig A. Anderson dan Brad J. Bushman dalam penelitiannya Effect Of Violent Video Games On Aggressive Behavior, Aggressive Cognitiom, Aggressive Affect, Physiological Arousal, And Prososial Behavior menemukan bahwa video-game kekerasan mengajukan suatu ancaman kesehatan-masyarakat terhadap anak-anak dan remaja, khususnya para individu usia mahasiswa dimana video game kekerasan berhubungan secara positif dengan tingkat agresi yang dipertinggi pada dewasa muda dan anak-anak. Selain itu, video game kekerasan berhubungan secara positif dengan mekansime-mekanisme utama yang mendasari efek-efek jangka panjang terhadap perkembangan kepribadian yang agresif – kognisi agresif.
. M. Brent Donnellan, Kali H. Trzesniewski, Richard W. Robins, Terrie E. Moffit dan Avshalom Caspi dalam penelitiannya Low Self Esteem is related to Aggression, Anti Social Behavior, and Delinquency menunjukkan bahwa self-esteem bisa meramalkan masalah-masalah pengeksternalisasian dimasa depan; anak-anak berusia 11 tahun dengan self-esteem yang rendah cenderung meningkat agresinya pada umur 13.
Andreas diekmann, Monika jungbaeur-gans, Heinz Krassing, Sigrid Lorenz dalam penelitiannya Social Status and Aggression menunjukan bahwa social status yang lebih tinggi tidak hanya menghambat respon agressif namun juga dapat memperhebat kecenderungan agresif seseorang, namun penelitian ini tidak dapat di generalisasikan karena perbedaan budaya dapat juga memainkan peran dalam agresi..
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud memandang tawuran dengan memahami bebarapa perspektif perilaku agresi dan mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah tawuran pelajar.
Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period (topan dan badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Maka pelajar sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, Seperti Mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, dll.
2. Lingkungan keluarga juga dapat melakukan pencegahan terjadinya tawuran, dengan cara:
a. Mengasuh anak dengan baik.
- Penuh kasih sayang
- Penanaman disiplin yang baik
- Ajarkan membedakan yang baik dan buruk
- Mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
- Mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
b. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat: Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
c. Meluangkan waktu untuk kebersamaan
Orang tua menjadi contoh yang baik dengan tidak menunjukan perilaku agresif, seperti: memukul, menghina dan mencemooh.
d. Memperkuat kehidupan beragama
Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.
e. Melakukan pembatasan dalam menonton adegan film yang terdapat tindakan kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game yang cocok dengan usianya.
f. Orang tua menciptakan suasana demokratis dalam keluarga, sehingga anak memiliki keterampilan social yang baik. Karena kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun anti-sosial).Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.
3. Sekolah juga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan tawuran, diantaranya:
a. Menyelenggarakan kurikulum Pendidikan yang baik adalah yang bisa Mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan berkeyakinan kepada Tuhan.
b. Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan adanya ruang untuk kegiatan olahraga, karena tempat tersebut perlu untuk penyaluran agresivitas
remaja.
c. Sekolah yang siswanya terlibat tawuran perlu menjalin komunikasi dan
koordinasi yang terpadu untuk bersama-sama mengembangkan pola
penanggulangan dan penanganan kasus. Ada baiknya diadakan pertandingan
atau acara kesenian bersama di antara sekolah-sekolah yang secara
"tradisional bermusuhan" itu.
4. LSM dan Aparat Kepolisian
LSM disini dapat melakukan kegiatan penyuluhan di sekolah-sekolah mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat menanggulangi tawuran. Aparat kepolisian juga memiliki andil dalam menngulangi tawuran dengan cara menempatkan petugas di daerah rawan dan melakukan razia terhadap siswa yang membawa senjata tajam.

Kisah Anak Muallaf “Timor Nia Owan”

Hidup. Dalam hidup, kadang senang gembira, kadang susah duka. Kehidupan selalu selih berganti, ada malam-siang, ada gelap gulita-terang berderang. Saya berharap agar kisah yang akan kubagi ini bias turut mewarnai indahnya dunia. Saya dilahirkan oleh seorang Ibu yang bernama Maria Soares, bergama kristen dan seorang Bapak Antonio Soares, beragama kristen. Keduanya bekerja sebagai petani. Pagi, siang dan malam mereka berdua tidak henti-hentinya menghabiskan waktu di ladang dan sawah. Saya sendiri mempunyai 10 saudara, laki-laki 5 orang dan perempuan 5 orang. Saya nomor 8 dari 10 bersaudara. Kisah hidupku dimulai di desaku/kampung Makadiki. Di sebelah rumahku terletak gereja Prostestan dan Musholla yang setiap hari Jumat dipakai oleh tentara untuk jumatan. Di sinilah saya menghabiskan waktu untuk memandang dan mencoba memahami perjalanan hidup saya selama bersama keluarga/saudara-saudara atau tetanggaku.

Pada suatu hari saya mulai terasa ada sesuatu yang ‘aneh’ yang mulai merambat ke jiwaku. Tapi saya tidak tahu perasaan macam apa itu? Kemudian lambat laun, saya mulai memahami satu hal bahwa saya harus berubah. Niat yang kuat itu saya peroleh ketika hati dan jiwaku selalu merasakan ketentraman ketika mendengar suara adzan yang dikumandangkan setiap 5 kali sehari di mushalla itu. Hatiku bergetar hebat dan jiwaku merasakan ketenangan yang luar biasa. Apa yang harus saya lakukan agar perasaan mengenakkan ini bisa terwujudkan?

1. Proses Masuk Islam

Sekitar tahun 1990-an, saya mulai mengenal yang namanya Musholla. Tempat sembahyang orang Islam. Pada saat itu, saya sering bertemu dengan para angkatan darat yang setiap hari Jumat menunaikan shalat Jumat. Sesudah shalat Jumat saya bertanya/berdiskusi dengan mereka tentang apa agama Islam itu. Saat itulah mereka memberikan jawaban berbagai macam jawaban. Salah satunya Islam yang paling benar dan kitab Al-Quran adalah pedoman umat Islam. Tapi jawaban tersebut belum memuaskan, saya tetap mencari terus apa sebenarnya Islam itu. Suatu saat saya tidak sengaja lewat di depan pintu masuk Musholla. Di depan tersebut terdapat sebuah buku berwarna merah yang judulnya belajar membaca Al-Quran, isinya tentang surat-surat pendek mulai dari AL Iklash, Annas dan Ashr yang intinya Tuhan itu Esa (satu) yaitu Allah, dan Tuhan tidak punya anak dan tidak diperanakan. Disinilah hati saya mulai tergugah dan saya makin yakin untuk berdiskusi dengan para angkatan darat yang bertugas di desa saya. Hampir setiap minggu kami berdiskusi tentang Islam. Dialog tersebut berisi tentang:

a. Tata cara sembahyang (shalat)

Bertanya : “Kenapa orang Islam waktu sembahyang harus cium tanah, padahal tanah itu kotor”?

Jawab : Orang Islam sembahyang cium tanah karena Tuhan menciptakan manusia dari tanah, dan waktu meninggal pasti kita dikembalikan ke tanah sehingga orang Islam sembahyang seperti itu.

b. Mengapa mau sembahyang harus bersih dulu, pakaian rapi dan masuk ke Musholla harus lepas sepatu?

Jawab : Orang Islam kalau mau sembahyang harus bersih dulu (wudhu), pakaian dan badan tidak boleh kotor dan harus lepas sepatu/sendal karena coba Anda pikirkan kalau Anda mau menghadap Lurah, Camat, Bupati, Gubernur atau Presiden pasti Anda mandi yang bersih, berpakaian yang rapi dan bersepatu yang paling baik. Nah, mengapa ketika kita menghadap Tuhan yang menciptakan manusia tidak bersih dan suci? Seharusnya kita lebih bersih dan rapi dari segala macam kotoran.

c. Mengapa orang Islam saat berdoa suara tidak keras tapi kami orang kristen saat berdoa suara keras dan sambil bernyanyi?

Jawab : Orang Islam saat berdoa suara tidak keras karena kami Tuhan (Allah) tidak bisu, tidak tuli, tidak buta sehingga tidak perlu keras. Allah sudah melihat dan mendengar apa yang kita minta.

d. Orang Kristen ada waktu tertentu untuk pengakuan dosa kepada sang Pendeta/pastor. Bagaimana dengan orang Islam?

Jawab : Agama Islam tidak mengenal istilah pengakuan dosa terhadap sesama manusia apalagi Ustadz/ustadzah, Kyai. Karena Allah yang menciptakan kita semua maka kita wajib berdoa dan meminta untuk mengampuni dosa kita dan kita menangung semua kesalahan dosa apa yang kita lakukan.

e. Mengapa orang Islam tidak boleh makan babi, padahal babi itu enak, dan itu ciptaan Tuhan juga?

Jawab : Betul Tuhan menciptakan semua binatang dan tumbuhan untuk dimakan tetapi di dalam ajaran Islam ada beberapa larangan Tuhan (Allah). Contoh: Babi itu kotor secara ilmu kesehatan karena daging babi menganggu kesehatan, seperti banyak mengandung cacing di dalam tubuhnya. Lalu mengapa kita harus makan babi kalau hanya akan merusak kesehatan kita? Padahal semua agama mengajak untuk merawat kesehatan.

Dan Anda coba tanya kepada pastor Kristen yang masih paham dengan Injil lama, di situ juga terdapat larangan makan babi. Namun sekarang, mereka sudah merubah Injil lama sehingga seolah-olah tidak ada larangan memakan daging babi.

f. Mengapa orang Islam pada waktu bulan puasa mulai pagi, siang dan sore tidak boleh makan dan minum? Padahal kami orang kristen cara berpuasanya tidak boleh makan nasi keras kecuali nasi lunak (bubur).

Jawab : Puasa orang Islam itu mulai terbit matahari sampai terbenam, tidak boleh makan,minum dan suami istripun tidak boleh berkumpul. Itu semua dilakukan untuk dapat mengendalikan hawa nafsu.

2. Pendidikan

Sewaktu usia memasuki masa sekolah, saya tidak mempunyai keinginan bersekolah karena menurut cerita teman-teman, guru-gurunya jahat dan tiap hari membawa senjata tajam, rotan, kayu dan tali yang digunakan untuk menghukum siswa yang nakal dan tidak mengerjakan tugas. Hal itu membuatku takut sehingga tidak berminat masuk sekolah.

Suatu hari saya melihat teman-teman sudah pandai membaca dan menulis. Saya ingin bisa seperti mereka. Tidak ada rasa ketakutan lagi. Akhirnya saya terpaksa meminta izin orang tua agar disekolahkan, tapi orang tuaku berkata siapa yang akan membiayai sekolahmu? Saya mantap menjawab masalah biaya saya akan cari sendiri. Dari sinilah akhirnya saya sekolah dengan mencari uang sendiri untuk biaya sekolah, dengan cara berjualan sayur mayur, ikan, pisang setiap hari Kamis dan Minggu.

Masa-masa sekolahpun akhirnya terlampaui meskipun dengan daya dan upaya yang menyita banyak waktu dan tenaga. Adapun sekolah-sekolah yang pernah saya tempuh adalah:

1. Pada tahun 1980 pernah bersekolah di SD Negeri 20 kelas 1-2, di Desa Makadiki Kecamatan Uato-lari Provinsi Timor Timur. Di saat itu kondisi Timor Timur yang perang antar tentara Indonesia dengan tentara Fretelin terus memanas sehingga hampir orang tua takut menyekolahkan putra-putrinya, termasuk saya sendiri juga tidak sekolah sampai pada tahun 1982.

2. Pada tahun 1983 mulai mendaftar sekolah lagi di kelas 1 sampai di kelas 6, di Asrama Masjid Al Ikhlas Di Desa Matahoi Kecamatan Utolari, yang menghabiskan waktu mengaji dan bersekolah sampai di kelas 6, saya menghadapi masalah karena orang tua saya mendesak agar tidak melanjutkan sekolah dan kembali ke kampung halaman. Lagi-lagi pendidikan tertunda.

3. Pada tahun 1992 saya kembali lagi mendesak orang tua untuk sekolah kembali dan sekalian merantau ke kota Dili dan akhirnya orang tua setuju dan saya berangkat ke Dili, bertempat di Asrama An-nur hingga menghabis waktu mengaji dan bersekolah di Madrasah Ibtidayah An-Nur Dili Timor Timur langsung masuk ke kelas 6, dan di sinilah saya mulai serius melanjutkan pendidikan baik formal maupun nonformal seperti:

a. Pendidikan Formal:

SD Ibtidayah An-Nur Dili Timor-Timur kelas 6 alumni tahun 1990.

SMP/MTs An-Nur Dili Timor-Timur kelas 1-3 alumni tahun 1993

SMA/MA An-Nur Dili Timor-Timur kelas 1-3 alumni tahun 1996

S1 Universitas Hang Tuah Surabaya Fakultas Perikanan alumni 2000

S2 Universitas Muhammadiyah Surabaya, Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam alumni 2008.

Selama hijrah dari desa ke kota Dili Timor Timur kurang lebih 100 km dari wilayah timur menuju barat, banyak hal yang menjadi cobaan bagi saya mulai dari kekurangan biaya sekolah maupun biaya-biaya lain. Tapi Alhamdulillah atas izin Allah Swt. akhirnya saya bisa bekerja sambil sekolah sampai tamat SMA.

Kemudian setelah selesai dari SMA saya banyak tawaran untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi baik penguruan tinggi Sulawesi, Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan Surabaya. Ternyata setelah satu minggu penerimaan ijazah dan danem, saya dipanggil oleh pengurus yayasan An-Nur dan MUI Timor-Timur. Mereka menawarkan kepada saya untuk mengkoordinasi anak-anak Timor-Timur yang berjumlah 32 orang untuk berangkat ke Surabaya dalam rangka menuntut ilmu ke pondok-pondok pesantren di Jawa Timur. Waktu itu saya sempat memberi komentar bagaimana dengan biaya hidup sehari-hari maupun biaya pendidikan? Kemudian pengurus memberikan jawaban bahwa tidak perlu kawatir karena semua biaya sudah ditanggung oleh yayasan yang dibawa naungan Yose Sulaiman. Dari sinilah saya bersedia dan kemudian saya diminta tolong untuk membuat proposal kegiatan yang isinya rombongan anak Timor-Timur berjumlah 32 orang akan diberangkatkan ke Surabaya.

Tiba di Surabaya ternyata banyak persoalan yang kami hadapi. Saya mengalami kesulitan mengkoordinasi anak-anak tersebut karena pengurus yayasan kurang mampu berkoordinasi. Dalam waktu kurun 2 bulan ternyata pengurus yayasan kurang perduli bahkan pengurus tidak kondusif lagi, dalam kepengurusan yayasan hanya tinggal seseorang. Karena melihat kondisi yang seperti ini, akhirnya saya dan teman-teman calon mahasiswa yang berjumlah 6 orang terpaksa banting setir bersama-sama teman-teman dari mahasiswa kedokteran Hang Tuah Surabaya mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Kopemtim (Koordinator Pemuda Muslim Timor Timur). Alhamdulillah, pada periode ini anak-anak sudah bisa melanjutkan sekolah walaupun pengurus belum begitu berpengalaman tentang kondisi di Surabaya. Akan tetapi dengan sifat tawakal, akhirnya sampai saat ini anak-anak sudah menyelesaikan tingkat pendidikan dasar sampai pada perguruan tinggi bahkan mereka sudah bekerja.

b. Pendidikan Non formal :

Mengaji Al Qur’an

Tafsir Al Qur’an

Tariqh Islam

Fiqih

3. Pekerjaan

Sejak tidak tinggal bersama orang tua, saya mencari nafkah sendiri untuk biaya hidup sehari-hari dan biaya pendidikan. Adapun pekerjaan yang dilakukan yakni: berdagang (Jual sayu mayur, ikan, dll), kuli batu, mengajar privat (Baca Al qur’an), dan mengajar privat anak SD.

Sedangkan pada tahun 1996 saya sampai di pulau Jawa khusus di Surabaya, Alhamdulillah pada tahun 1996 saya diberi rekomendasi dari Pimpinan Wilayah Jawa Timur untuk bekerja di sekolah SMA Muhammadiyah 2 Surabaya yang saat dipimpinan oleh Drs. H. M. Wahyudi Indrajaya sebagai Kepala Sekolah. Disaat itulah saya bekerja sambil kuliah di Universitas Hang Tuah Surabaya Fakultas Perikanan Jurusan Pemanfaatn Penangkapan Ikan, dan sampai saat itu menjadi Staff SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.

Saya patut bersyukur kepada Allah Swt. karena telah memberikan kesempatan dan nikmat hidup yang sangat luar biasa. Oleh karena itu saya tidak mau menyia-nyiakan waktu yang berharga ini. Saat itu, saya mencoba membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar semua kegiatan yang saya lakukan dapat berjalan dengan baik. Jam 06.00-06.30 Persiapan berangkat sekolah.

Jam 07.00- masuk sekolah

Jam 07.00-12-30 jam belajar

12.30-13.00 Shalat

13.00-13.30 jam belajar dan pulang sekolah

13.30- 14.30 Makan dan Istirahat siang

14.30-15.30 Shalat Ashar berjam’ah

15.30-17.30 Mengajar TPA dan Privat

17.30-18.00 Shalat Magrib berjama’ah

18.00-19.00 Belajar Al Islam dll.

19.00-19.20 Shalat Isya berjama’ah

19.20-22.00 Kegiatan kultum, tafsir dll (sesuai dengan jadwal dari Ustadz)

22.00 Makan malam, Istirahat& belajar mata pelajaran

03.00-04.20 Shalat tahajud berjama’ah

04.20-05.30 Shalat subuh berjama’ah dilanjutkan tadarus Al-qur’an

4. Pengalaman Organisasi

Organisasi adalah salah satu kegiatan positif yang sangat saya sukai. Dengan berorganisasi, saya dapat berlatih dalam berkomunikasi, bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat, berkarakter sebagai seorang pemimpin serta dapat memperoleh keteladanan. Berikut organisasi yang saya tekuni.

1. Ketua Umum Remaja Masjid di Timor-timur tahun 1991 – 1995.

2. Sekretaris MUI (Majelis Ulama Timor-timur tahun 1990 – 1993.

3. Wakil Ketua Himapika (UHT) tahun 1998 – 1999.

4. Sekretaris UKKI UHT tahun 1996 – 1998.

5. Ketua Umum Yayasan Muslim Timor-Timur di Jatim tahun 1996 – 2002 .

6. Sekretaris Remaja Masjid Al Ikhlas Surabaya tahun 1998 – 2000.

7. Ketua Umum Koordinator Pemuda Muslim Timor-Timur tahun 1996-1998.

8. Pendiri Koopemtim, Yayasan Muslim Timor-Timur, Ikatan Pemuda Muslim Timor-Timur.

9. Ketua Umum Ikatan Pemuda Muslim Timor Leste Se-Indonesia (IPMTL) tahun 1999 – 2001.

10. Wakil sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wonokromo tahun 2000 – 2005.

11. Sekretaris Pimpinan Majelis Dikdasmen Wonokromo tahun 2002 – 2005.

12. Sekretaris Badan Pengurus Komplek Pendidikan Muhammadiyah Gadung (BPKPM) tahun 2004 sampai sekarang.

13. Penasehat Yayasan Muslim Timor Timur di Jawa Timur tahun 19999 sampai sekarang.

5. Pelatihan-pelatihan yang Penah Diikuti

1. Pengembangan Motivasi Berprestasi / Achievement Motivasi Training (PMB/AMT).

2. Lokakarya Strategi Pembelajaran yang Eefektif

3. Penataran Kepala dan Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

4. Lokakarya Penerapan IMTAQ pada Pembelajaran IPTEK SMA/SMK Muhammadiyah se Surabaya.

5. Sinergy Building Guru dan Karyawan SMAMDA di Pacet – Malang

6. Raker Guru dan Karyawan SMAMDA “Tantangan SMAMDA Menghadapi Globalisasi Pendidikan dan ISO 9001 – 2000.

7. Pelatihan Pelayanan Prima dan Indeks Prestasi Guru dan Karyawan (IPKa).

8. Workshop Model Pembelajaran Ideal SD Muhammadiyah

9. International Seminar And Congress Muhammadiyah’s Development Network JPSM SD-MI se Jawa Timur.

10. Pernah menulis buku tentang Perkembangan Umat Islam di Timor-Timur tahun 1994-1995.

11. Pernah mengadakan Praktek Kerja Lapangan Tentang Pengoperasian Alat Penangkapan Ikan di Juanda tahun 2000-2001.

12. Pernah mengadakan penelitian Perikanan di Sumenep – Jawa Timur tahun 2000

13. Penelitian Tentang Pengaruh Faktor Komponen Bauran Pemasaran dan Faktor Psikografi terhadap Keputusan Konsumen Memilih SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, 2007.

6. Hobi

Ada banyak hobi yang saya tekuni, mulai dari berolahraga, berwisata, menulis, membaca, makan-makan dan shoping. Akan tetapi, hobi yang saya tidak suka adalah bermusik. Hobi yang menjadi kebanggaan saya adalah olahraga karena di bidang ini saya telah banyak menorehkan prestasi yang membanggakan. Prestsai tersebut antara lain sepak bola, sepak takraw, bola volly, tenis meja dan lari marathon.

Demikianlah sekelumit kisah tentang perjalanan hidupku, apabila dalam penulisan atau penyampaian buah pikiran cerita yang kurang berkenan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan saya terus-menerus memperbaiki agar kisah ini menjadi konstruktif bagi diri saya sendiri maupun bagi orang lain. Semoga ada hikmah yang terkandung di dalamnya untuk kita teladani bersama.

Selamat berjuang.......menjadi muslim sejati......selalu memberikan keteladan......selalu berpikir positif, selalu sukses......dan selalu .......selalu......

Wassalam,